Dinkes Tapteng : Masyarakat Waspadai Wabah Penyakit Monkeypox

TAPTENG NEWS – JAM 10.20 WIB

Dinas kesehatan Tapanuli Tengah meminta masyarakat Tapanuli Tengah diharapkan waspada dengan wabah penyakit menular yakni penyakit yang dinamakan monkeypox.

Penyakit menular ini telah terjadi pertama kali di Singapura, penyakit ini pertama kali menimpa warga negara Nigeria yang merupakan salah satu negara endemis monkey.

Melalui kementerian Kesehatan RI direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit hingga meminta seluruh dinas kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota serta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), rumah sakit, dan Puskesmas untuk mewaspadai penyakit tersebut. Hal tersebut tertuang dalam surat edaran tentang Kewaspadaan Importasi Penyakit Monkeypox tanggal 13 Mei 2019.

“Kewaspadaan itu harus dilakukan mengingat posisi negara Singapura dekat dengan Indonesia, yang paling dekat dengan Singapura adalah Batam. Jadi kami imbau seluruh Puskesmas agar tetap antisipasi mengenai penyakit yang sudah beredar ini,” kata Nursyam Kadis Kesehatan Tapteng, Kamis (16/5) sekira jam 10.12 Wib.

Karena masih kata Nursyam, data sementara Informasi dari Kemenkes disana, (KKP, RS, Puskesmas) untuk waspada. Terutama KKP yang menjadi pintu keluar masuk warga negara Singapura.

Sementara, berdasarkan data Sistem Karantina Kesehatan (Sinkarkes) dari Januari hingga 10 Mei 2019, kedatangan kapal ke Indonesia terbanyak adalah dari Singapura, yakni 18.176 kapal. Di samping itu, penerbangan dari Singapura relatif cukup banyak sehingga kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit monkeypox bisa terjadi.

Disisi lain himbauan dari Kemenkes RI, KKP diminta untuk menyebarluaskan informasi tentang monkeypox kepada masyarakat, melakukan pengawasan yang lebih intensif kepada kru dan pelaku perjalanan dari Singapura, negara-negara Afrika Barat, dan Afrika Tengah, terutama bagi mereka yang terdeteksi demam atau sakit yang diduga gejala monkeypox, serta meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan alat angkut untuk memastikan telah bebas rodent (hewan pengerat seperti tikus).

“Makanya rumah sakit, dan Puskesmas hingga ke seluruh desa juga diminta menyebarluaskan informasi terkait monkeypox dan memberikan pelayanan kesehatan dengan alat pelindung diri (minimal masker dan sarung tangan),” ungkapnya. (ben)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *