Ritual Tusuk Jantung Babi di Desa Fajar

Daerah, Tapanuli Tengah1260 Dilihat

TAPTENG NEWS – JAM 09.00 WIB

Berkembang isu Parula – ula (Santet,red) di Desa Fajar, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), yang bikin resah warga.

Terkait hal itu, kepolisian setempat, Camat Sorkam, Pendeta, Lurah dan Kepala Desa, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat melaksanakan sosialisasi kepada ratusan masyarakat, Jumat (8/11).

Di kesempatan itu, Kasat Binmas Polres Tapteng, AKP TR Gea menyampaikan agar masyarakat tidak mudah terpancing untuk melakukan tindakan – tindakan anarkis.

“Terkait permasalahan ini dihimbau kepada masyarakat Desa Fajar agar jangan ada yang melakukan tindakan anarkis atau melanggar hukum. Jangan dikarenakan kejadian seperti ini masyarakat Desa Fajar menjadi kosong akibat masyarakat diusir, dikarenakan dituduh Parula-ula. Lakukanlah musyawarah dengan baik,” pinta TR Gea kepada warga setempat dalam sosialisasi itu.

“Saya minta masyarakat agar menanggapi permasalahan yang ada agar diselesaikan dengan kepala dingin. Silahkan masyarakat bermusyawarah, namun jangan ada yang memaksakan kehendak,” tegasnya.

Di kesempatan itu, Pdt Edwin JP Simanullang (Ketua I FKUB Tapteng) menyampaikan bimbingannya kepada masyarakat setempat.

“Kami dari Kemenag Tapteng mendengar kejadian ini merasa prihatin. Kami dari Pendeta menghimbau agar menjalin kerukunan di desa ini, jangan saling tuduh menuduh. Jangan sampai kejadian seperti ini terjadi di desa ini. Lakukan lah musyawarah yang baik,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan, Kapolsek Sorkam, Iptu Sumarno. “Saya tidak ingin masyarakat Desa Pajar ini melakukan tindakan yang melanggar hukum dikarenakan isu yang tidak jelas. Yakinlah, kita semua percaya kepada Tuhan. Jangan percaya kepada isu Parula-ula,” jelas Sumarno.

Sementara itu, Camat Sorkam Boy Hasibuan mengucapkan terima kasih kepada Polres Tapteng yang memberikan pencerahan kepada warganya.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Polres Tapteng dan FKUB Tapteng yang telah memberikan pencerahan kepada masyarakat kami. Harapan kami kepada masyarakat, agar jangan langsung menanggapi isu Parula-ula. Kalau ada masyarakat yang sakit silahkan bawa ke Puskesmas untuk berobat. Saya minta masyarakat agar saling menjaga kerukunan dan saling membantu bukannya saling menuduh,” ucapnya.

Diakhir acara sosialisasi ini dilaksanakan ritual adat tusuk jantung babi yang dipandu oleh Tokoh Adat Desa Fajar, Maraden Manalu.

Adapun proses ritual tusuk jantung babi, dengan pemotongan ternak babi dan mengambil bagian jantungnya saja. Penggantungan jantung babi yang akan ditusuk. Kemudian pengucapan sumpah terhadap JM dan P boru S dengan menjunjung Alkitab dan sisa kayu bakar di atas kepala. Selanjutnya JM dan P boru S melakukan penusukan jantung babi dengan menggunakan paku 5 inci yang dipandu Maraden Manalu.

“Kegiatan ritual adat tersebut berakhir sekira jam 11.50 WIB, dan berjalan dengan aman dan terkendali,” kata Iptu Rensa mengakhiri keterangan tertulisnya. (ben)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *