Kajari Sibolga Terusik Karena Ikut Jadi Saksi

Daerah, Sibolga568 Dilihat

SIBOLGA NEWS – JAM 16.00 WIB

Beredarnya informasi yang menyebutkan bahwa beras bantuan Covid-19, kualitasnya tidak bagus, ternyata mengusik forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda), termasuk Kejari Sibolga, Henri Nainggolan.

Pasalnya, Kejari mengaku sebagai wakil ketua di dalam kepanitiaan Covid-19, dirinya mengikuti proses pembagian bantuan sembako tersebut.

Hal itu disampaikannya kepada wartawan saat pembagian bantuan Covid-19 di Kantor Kelurahan Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Selasa (19/05).

“Kami ada menerima dan mendengar informasi miring, kami perlu menjelaskan, apabila nanti bapak ibu sudah menerima beras yang 25 Kg ini, tolong Bapak Ibu langsung membuka beras ini di rumah, karena sebelum dibagi nanti disini, beras ini akan dibuka, benar atau tidaknya beras layak atau tidak layak dikonsumsi, apabila ada menerima beras yang tidak layak dikonsumsi, hitam atau kuning, silahkan langsung menghubungi pihak kepling dan kepling langsung memberitahukan kepada Lurah, hari ini langsung diganti,  jangan sampai 2 – 3 hari, Bapak Ibu baru sampaikan bahwa beras tidak bagus, mungkin komplain Bapak Ibu tidak diterima lagi,” kata Henri.

Menurutnya, rentan waktu tersebut membuka ruang bagi mereka yang ingin menunggangi masyarakat untuk memperkeruh suasana di masa pandemi Covid-19 ini.

“Karena kenapa, ada indikasi, ada orang yang akan menunggangi Bapak Ibu bahwa beras yang dibagikan oleh Pemerintah Kota Sibolga tidak layak dikonsumsi,” ungkapnya.

Selain itu, Henri juga mengatakan bahwa statemen beberapa orang di media sosial membuat mereka terusik, padahal selama 2 Minggu ini, mereka (Kejari Sibolga) bersama Wali Kota terus melakukan chek terhadap bantuan yang akan disalurkan.

Kemudian, Danlanal, Dandim dan Kapolres Sibolga juga turut ikut memantau bahkan ikut untuk menyaksikan pembagian ini.

“Jadi, kadang – kadang kami berpikir, kami merasa terusik karena kami ikut menjadi saksi dalam hal pembagian ini, ada oknum-oknum yang mencoba mencari panggung, dalam keadaan situasi Pandemi ini untuk mencari nama,” tegasnya.

Henri mengimbau, agar warga tidak terprovokasi dengan oknum tertentu, karena bantuan ini ikhlas dan tidak ada embel-embelnya. Semisal, untuk pilih si A si B, atau si C. Karena, bantuan tersebut tidak untuk Pilkada, dan tidak untuk Pileg.

“Bapak Wali Kota ini adalah Wali Kota yang terakhir di periodenya, dan tidak ada kemungkinan lagi untuk naik ke tiga kalinya, jadi tidak ada kepentingan, ini tulus dan ikhlas menerima bantuan yang tulus dan ikhlas, jangan datang kata yang mendiskreditkan atau menghujat  Pemerintah Kota, memberikan beras tidak layak konsumsi padahal bisa buktikan sendiri,” imbuhnya.

“Ingat dosanya itu dua kali lipat, karena kenapa, kita memberi ikhlas tapi bapak – ibu mengatakan bahwa kita tidak memberikan yang layak dimakan dan tidak layak konsumsi padahal layak,” pungkasnya.

Sebelumnya, postingan salah seorang anggota DPRD Sibolga yang menyebutkan bahwa beras bantuan ‘kaleng-kaleng’, sehingga ada aksi penolakan yang dilakukannya sendiri di media sosial agar tidak dilanjutkan pembagian tersebut. (ful)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *