Seorang Tenaga Medis di Sibolga Positif Covid-19

Daerah, Sibolga243 Dilihat

SIBOLGA NEWS – JAM 10.00 WIB

Seorang warga yang disebut-sebut tinggal di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan bekerja sebagai tenaga medis di Kota Sibolga, dilaporkan positif COVID-19 berdasarkan hasil Tes Cepat Molekuler (TCM) di RSU Tarutung, Taput.

“Ya, berdasarkan hasil tes TCM, pertama hasilnya positif. Dan sesuai prosedur, apabila ada hasil positif maka dilakukan tracing/pelacakan terhadap orang yang memiliki kontak erat dengan yang bersangkutan. Dan tadi (Selasa, 23/6/2020) telah dilakukan rapid tes terhadap 20 orang tenaga medis dan paramedis di RSU Ferdinand Lumban Tobing Sibolga,” kata Kadis Kesehatan Sibolga, Firmansyah Hulu, yang juga Koordinator Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Sibolga, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/6).

Hasil rapid test ke-20 orang tenaga medis dan paramedis RSU FL Tobing Sibolga tersebut ucap Firman, dinyatakan non reaktif.

Tapi telah dilakukan pengambilan Swab untuk dikirim ke Dinkes Provinsi Sumut agar dilakukan Polymerase Chain Raction (PCR) di RSU USU.

Sementara, berdasarkan riwayat orang yang bersangkutan yang dinyatakan positif COVID-19 tersebut, pada 13 Juni 2020 lalu, yang bersangkutan berobat jalan ke RSU FL Tobing Sibolga dengan gejala demam.

Kemudian, pada 16 Juni 2020, yang bersangkutan kembali datang dan berobat jalan ke RSU FL Tobing Sibolga dengan gejala yang sama, yakni demam.

Berlanjut kembali pada 18 Juni 2020, yang bersangkutan kembali berobat ke RSU FL Tobing Sibolga dan menjadi pasien rawat inap dengan diagnosa typhoid fever.

Lalu pada 20 Juni 2020 dilakukan rapid test terhadap yang bersangkutan dan hasilnya reaktif, dengan gejala tambahan demam, batuk, sakit kepala, dan nyeri ulu hati.

“Pada 22 Juni 2020 yang bersangkutan dirujuk ke RSU Tarutung dan 23 Juni 2020 hasilnya keluar, yang bersangkutan dinyatakan positip COVID-19,” tukasnya.

Sekadar menambahkan, berdasarkan informasi yang didapatkan, tes pemeriksaan COVID-19 dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, melalui test PCR dengan menggunakan sampel usapan lendir dari hidung atau tenggorokan. Tapi pemeriksaan PCR ini membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasil karena hanya dapat dilakukan di laboratorium yang sudah ditunjuk pemerintah.

Kedua lewat Rapid Test, melalui pengambilan sampel darah. Rapid test ini bisa dilakukan di mana saja dan hanya butuh waktu 15-20 menit untuk mendapatkan hasilnya. Tapi kelemahannya adalah bisa menghasilkan false negatif atau true negatif atau false positif atau true positif.

Ketiga dengan TCM. TCM sebelumnya dikenal untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TB) berdasarkan pemeriksaan molekuler. Pemeriksaan pada TCM ini menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge. Hasil tes TCM ini dapat diketahui dalam waktu kurang dari dua jam, untuk menentukan pasien positif maupun negatif. (ben)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *