Kota Sibolga Kini Berstatus Zona Merah, 7 Pasien Positif Covid-19

Daerah, Sumut432 Dilihat

MEDAN NEWS – JAM 15.00 WIB

Sejak pandemi virus corona mulai mewabah di Sumatera Utara bulan Maret lalu, Kota Sibolga merupakan salah satu wilayah yang cukup lama tercatat nihil atau zero Covid-19.

Wilayah yang terletak di Pantai barat Provinsi Sumut ini cukup lama berstatus zona hijau.

Namun saat ini, pasien terkonfirmasi positif virus Corona di Kota Sibolga tercatat sudah lebih dari 5 orang.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, Jumat (10/7/2020) siang, di Kota Sibolga tercatat sudah ada 7 kasus pasien positif.

Angka kasus positif ini bertambah 5 dari sehari sebelumnya hanya 2 orang.

Sedangkan jumlah PDP, korban meninggal dan pasien sembuh tercatat masih nol.

Dengan total pasien positif 7 orang, maka Kota dengan Luas 2.778 Ha atau 27, 78 KmĀ² tersebut kini berstatus zona merah kasus positif covid-19.

Sebaran kasus positif tersebut di antaranya berada di wilayah Sibolga Kota, Sibolga Selatan dan Sibolga Utara.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumatera Utara dr Aris Yudhariansyah sebelumnya mengatakan, pihaknya terus bekerja untuk menekan angka paparan virus corona di Sumut.

“Salah satunya sesuai data zonasi warna yang ada. Seperti memprioritaskan zona merah menjadi oranye, zona oranye dikontrol sehingga jadi kuning, dan zona hijau dipertahankan agar tidak menjadi zona kuning atau oranye,” ujarnya.

Lebih lanjut dr Aris mengatakan masih banyak warga masyarakat Sumut yang belum tertib dalam menerapkan physical distancing sebagai salah satu protokol kesehatan dalam mencegah penularan covid-19. Karena itu, mewakili GTPP Covid-19 Sumut, warga terus diimbau bahwa physical distancing sangat penting dalam menjaga jarak interaksi agar mencegah terjadinya paparan virus corona. Selain tentunya tetap rajin mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.

“Meskipun sebagian besar sudah kami lihat menggunakan masker, tetapi sekali lagi physical distancing adalah sesuatu yang sangat perlu. Inilah yang harus jadi perhatian bersama, karena kita tidak mungkin secara partial dan sepotong-sepotong dalam melakukan pendekatan dalam pengendalian penyakit ini. Dibutuhkan kerja sama dan disiplin,” katanya. (net)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *