Relokasi Pasar, Sejumlah Pedagang Mengeluh Tak Dapat Tempat

Daerah, Sibolga553 Dilihat

SIBOLGA NEWS – JAM 12.00 WIB

Sejumlah pedagang Pasar Nauli Sibolga mengeluh karena tidak mendapatkan hak atau tempat berdagang di Pasar Stadion Horas Kota Sibolga.

Sebagaimana sebelumnya, bahwa Pasar Nauli Sibolga telah dilakukan relokasi dan pemindahan pedagang ke Stadion Horas.

Nainggolan, salah seorang pedagang sayur di Pasar Nauli Sibolga mengaku sudah lama berjualan di pasar tersebut. Akan tetapi dirinya tidak mendapatkan hak atau tempat untuk berjualan di Pasar Stadion Horas.

“Tapi, pedagang yang tidak memiliki tempat didalam pasar malah mendapatkan tempat di tempat pemindahan (Pasar Stadion Horas),” ungkapnya.

Hal ini pun telah ia sampaikan juga kepada pemerintah, namun pihak pemerintah malah membentak dirinya. “Bukannya ngasih solusi,” ucapnya.

Nainggolan mengatakan, sudah 3 kali menyampaikan hal ini dengan menyurati Kepala Pasar (Kepas) Nauli Sibolga, namun Kepas menyarankan Nainggolan untuk menunggu panggilan.

“Surat itu sudah kami masukkan ke Kepala Pasar, sudah ada lebih kurang itu 3 Minggu lalu, tapi sampai sekarang gak ada juga panggilan,” tuturnya.

Nainggolan berharap, agar pemerintah dapat memberikan hak kepada dirinya agar mendapatkan tempat berjualan di Pasar Stadion Horas.

“Harapan kita, diperbaiki lagi lah tempat itu (Pasar Stadion Horas), yang semestinya memiliki hak berjualan di Pasar Stadion Horas itu, yah dibuat lah  disitu,” harapnya.

Demikian pula dengan pernyataan Hotma Purba. Ia mengungkapkan, bahwa sebelumnya ia memiliki tempat untuk mesin penggilingan bumbu di Pasar Nauli Sibolga. Namun ia tidak mendapatkan tempat untuk mesin penggilingan di Pasar Stadion Horas.

“Kami ada punya tempat di pelataran di lurusan tempat pemotongan ayam, disamping gilingan bakso memang ada di situ tempat untuk mesin penggilingan kami. Tukang ayam sudah di situ (Pasar Stadion Horas) mendapatkan tempat, tapi kami kok gak dapat tempat ?,” tanya Hotma.

Hotma mengaku tidak 24 jam berada ditempat mesin penggilingan tersebut. Hanya sekali seminggu dirinya pergi ke sana cuma untuk menggiling bumbu.

“Disana tempat kami ada 4 petak, 2 petak didepannya dibuat jadi jalan. Jadikan kemarin karena kami kurang mendapatkan informasi, karena bisa dibilang kami gak 24 jam di situ, karena keadaannya kami tidak selalu di situ, jadi kami tidak ada pendaftaran,” beber Hotma.

“Saya langsung pergi ke sana, tetapi di bilang udah ditulis memang nomor sama nama tempat kami, tapi sampai sekarang belum ada surat undangan untuk kami,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Hotma, ia juga telah langsung mendatangi kantor (Dinas Perindag). Menyampaikan hal tersebut ke salah seorang pegawai perempuan di kantor tersebut, tapi tetap saja sampai sekarang belum ada surat undangan sama sekali.

“Tapi sempat terdengar saya, kami tidak ada mendapat penampungan (tempat berjualan), itu yang tanda tanya, kenapa ?,” kata Hotma.

Tak hanya itu, dirinya juga mendengar kabar dari orang tuanya bahwasanya tempat mereka sebelumnya itu satu setengah tahun karcisnya belum dibayar.

“Padahal tukang karcisnya selalu datang ke kami. Kalau gak salah dari bulan 1 lah tukang karcisnya gak datang lagi, tapi di bilang sudah satu setengah tahun yang lalu,” terang Hotma.

“Tukang karcis yang biasa mengutip ke kami namanya berinisial PT,” sebutnya.

Hotma berharap, kiranya mereka juga mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan tempat penampungan di Pasar Stadion Horas.

“Di Pasar itu kan semua ada yang punya, kami juga punya tempat sebelumnya, tapi di penampungan (Pasar Stadion Horas) kami tidak punya. Kami harap secepatnya lah ada tempat untuk kami biar mesin gilingan kami ada tempatnya di situ,” pinta Hotma.

“Karena tempat kami sebelumnya juga 2 petak yang dibuat jadi jalan kami pun mau memperjelas. Kemarin sebelum dibuat di situ sudah dijanjikan, tempat kami yang jadi jalan itu mau di ganti, jadi jalan yang tempat kami kian, itu maunya diberikan lah sama kami layaknya tempat kami untuk menaruh mesin penggilingan,” tutupnya.

Sementara, Dinas Perindag Kota Sibolga, melalui Kabid Perdagangan, Ananta Siregar saat dikonfirmasi, Kamis (29/4), menyarankan agar pedagang tersebut mendatangi Disperindag untuk dilakukan pengecekan atau validasi data.

“Gini bang, arahkan lah ke kantor biar di cek datanya benar atau enggak, karena soalnya nanti kan banyak yang mengaku pedagang, biar bisa kita buktikan nanti sama-sama. Suruhlah datang pedagang nya ke kantor, biar kita cek, ada nanti tim kita di sana,” pungkasnya. (ful)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *