Kendalikan Inflasi, BI Sibolga Fasilitasi Kerja Sama Suplai Komoditi

Sibolga635 Dilihat

SIBOLGA NEWS – JAM 11.00 WIB

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sibolga memfasilitasi kerja sama suplai komoditi antar tiga daerah yakni, Kota Sibolga, dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan, di Graha Aulia BI Sibolga. Rabu (21/11).

Kerja sama ini merupakan strategi pengendalian inflasi di daerah, menjaga stabilitas harga dan menjamin ketersediaan pasokan komoditas yang selama ini berpengaruh besar terhadap inflasi.

Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan memiliki produk unggulan bahan pokok di antaranya, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, beras, sayur dan buah. Sementara Kota Sibolga dengan komoditas ikan laut

Kepala KPw BI Sibolga Suti Masniari Nasution mengungkapkan, penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antar 3 daerah ini merupakan yang pertama kalinya di Sumatera Utara.

Selain dapat meningkatkan kesejahteraan petani, kerja sama antar daerah ini akan memotong mata rantai distribusi perdagangan yang selama ini cukup panjang, sementara petani sebagai penghasil komoditas malah tidak diuntungkan.

Pihaknya pun mendorong daerah lainnya untuk melakukan hal serupa untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan, juga untuk peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah.

“Perdagangan antar daerah ini merupakan program nasional dan sangat kita dukung. Dalam waktu dekat, Pemkab Humbang Hasundutan bersama Pemko Gunungsitoli juga akan melakukan penandatanganan MoU,” tutur Suti Masniari Nasution.

Asisten I Pemkab Tapanuli Utara (Taput), Parsaoran Hutagalung, mengapresiasi Bank Indonesia yang telah memfasilitasi kerja sama ini. Diharapkan, ke depannya produksi komoditas stabil, harga stabil, inflasi terkendali.

Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor juga menyambut baik kerja sama antar daerah melalui penandatanganan MoU suplai komoditi hari ini.

Ini menjadi gerakan baru dalam perbaikan ekonomi masyarakat. Masyarakat Humbahas 90% hidup dari hasil pertanian holtikultura. Diharapkan ini jangan sekadar MoU, hendaknya direalisasikan secepatnya.

“Selama ini mata rantai perdagangan terlalu panjang, harga belasan ribu di tingkat petani, tetapi harga di pasaran itu bisa diatas dua puluhan ribu. Sedangkan petani tidak diuntungkan,” sebut Dosmar.

Pemkab Humbahas telah memfasilitasi petani, mensupport agar pengelolaannya lebih modern. Sekarang rasa khawatir petani sudah berkurang, karena komoditas yang dihasilkan dapat disimpan dalam coldstorage dan bisa bertahan hingga 5 bulan.

Beragam komoditas dari Humbahas, seperti kentang, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, sayur dan buah siap dipasarkan di Kota Sibolga.

“Kita juga berharap bagaimana nanti ikan asal Sibolga bisa sampai ke petani di Humbahas dalam kondisi segar dan harganya terjangkau karena jarak tempuhnya yang lebih dekat,” imbuhnya.

Walikota Sibolga Syarfi Hutauruk mengaku sependapat seraya menjelaskan, salah satu tugas pemerintah adalah menjamin stabilitas dan ketersediaan pasokan komoditas.

“Saya sampaikan terima kasih kepada Pemkab Humbahas dan Taput. Kita sangat cepat melakukan ini. Hari ini kita teken MoU, kalau bisa minggu depan kerja samanya sudah bisa terealisasi,” ujarnya. (st)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *