Jakarta News – Cuaca panas ekstrem berkepanjangan atau El Nino dinilai Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dapat meningkatkan harga pangan, serta mengancam jumlah pasokan.
“Ini memang sudah masuk untuk panasnya sampai banyak korban. Sebagian Tiongkok, Asia Tenggara, kemarin di Malaysia, di mana-mana, itu panasnya tidak seperti biasa,” kata Zulhas
Dengan pasokan yang menurun, hal ini akan membuat harga meningkat. “Mungkin harga akan meningkat, jadi masyarakat jangan kaget,” kata Zulhas.
Merespons pada hal ini, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi tidak menampik cuaca yang terik terus menerus dapat memberi efek negatif pada pangan. Namun, ada beberapa jenis yang justru diuntungkan dengan El Nino.
“(Cuaca) panas akan baik untuk produksi gula, garam, karena produksinya akan kurang jika terjadi hujan,” tutur Arief kepada Minggu (21/5) yang dilansir dari Kumparan.
“Tapi El Nino kurang baik untuk tanaman padi, karena tanaman ini memerlukan air dalam jumlah banyak,” imbuhnya.
Selain memiliki dampak positif kepada gula dan garam, Arief menilai El Nino lebih baik daripada cuaca hujan dan badai, lantaran hal tersebut berpotensi mengganggu rantai pasokan. Di antaranya jalan menjadi licin dan berbahaya untuk dilewati.
“Untuk pengiriman atau logistik antar pulau baiknya tidak ada hujan atau ombak besar,” pungkasnya.
Arief menegaskan El Nino memang akan mempengaruhi cadangan pangan, oleh karenanya ia mengimbau pemerintah untuk bekerja sama dengan Bulog dan ID Food untuk memastikan stok terus terjaga.
Meski cadangan terdampak, Arief juga berpesan bantuan pangan kepada keluarga rawan stunting (KRS) dan keluarga penerima manfaat (KPM) tidak boleh terputus.
“Ini kesempatan Indonesia melakukan produksi dalam negeri saat harga pangan dunia sangat tinggi,” tuturnya. (int)