Begini Ungkapan Nahkoda KM Sinar Bangun Usai Jadi Tersangka

MEDAN NEWS – JAM 20.00 WIB

Setelah sepekan kabarnya tak terdengar, Nahkoda sekaligus pemilik kapal KM Sinar Bangun PSS yang telah berstatus tersangka kini angkat bicara. Mengenakan baju tahanan, PSS terlihat memendam duka mendalam akibat tragedi memilukan itu.

Video PSS ini diabadikan kuasa hukumnya, Rion Aritonang, yang kemudian menceritakannya kepada Akurat.co di Tigaras, Selasa (3/7) malam, tepatnya setelah Tim SAR gabungan menghentikan secara resmi proses pencarian terhadap para korban.

Tak banyak yang disampaikan PSS. Bermimik tertekan dan sesekali menundukkan kepalanya, PSS mengaku sangat berduka atas musibah tersebut.

“Mau mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban atas tragedi musibah yang menimpa KM Sinar Bangun,” ucapnya

PSS mengaku, akan bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Karena itu ia meminta doa dari masyarakat Sumatera Utara

“Saya sekarang sudah diproses hukum di Polda Sumatera Utara dan saya mohon doa agar kiranya proses hukum ini dapat saya jalankan dengan tanggungjawab yang penuh,” katanya.

Sementara itu, Rion menuturkan penyesalan dan duka mendalam terpancar dari wajah PSS saat ia temui beberapa waktu lalu. Ia menemui PSS di ruang besuk tahanan Mapolda Sumut.

“Menyesal ya, dan tertekan dan merasa bersalah, karena selain banyak korban meninggal, dia (PSS-red) tidak bisa menjadi nahkoda kapal dan tidak bisa lagi menghidupi keluarganya,” tutur Rion.

KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6) lalu. 24 korban ditemukan, 3 diantaranya meninggal dunia usai ditemukan mengapung. Sementara, bangkai kapal dan 164 jiwa ikut tenggelam di dasar danau berkedalaman 450 meter.

Operasi pencarian resmi dihentikan setelah 16 hari pencarian, tepatnya kemarin Selasa (3/7). Bangkai kapal dan jenazah para korban tak berhasil diangkat karena ketiadaan alat. Pihak Basarnas mengaku, selain ketiadaan alat, proses pengangkatan dengan menggunakan alat akan membutuhkan waktu yang panjang dan beresiko terhadap jenazah.

Tabur bunga dan cap tangan di kain putih juga telah digelar keluarga korban dan Tim SAR gabungan di permukaan Danau yang diperkirakan sebagai titik kejadian. Sebuah monumen mengenang tragedi memilukan itu akan dibangun. Nama-nama para korban akan disemat pada monument itu.

Sementara itu, selain nahkoda kapal PSS, 4 orang lainnya termasuk Kadis Perhubungan Samosir sudah ditetapkan sebagai tersangka atas musibah tersebut. (int)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *