Bantuan Program BNPT, Dinsos Alihkan Jadi Program SIKS – NG

TAPTENG NEWS – JAM 09.00 WIB

Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Tengah gelar Sosialisasi Program Sembako dan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS) dan Next Generation (NG), di Gedung Panca Prima Pandan, pada Selasa (11/02) sekira jam 10.00 WIB.

Kepala Dinas Sosial Tapteng Parulian Sojuangon Panggabean menjelaskan, pada hari ini tahun 2020 terjadi perubahan nomenklatur yang dulu diketahui beras sejahtera atau disebut rastra, kemudian berubah system pembayaran elektronik yang namanya BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).

Sementara untuk tahun 2020 ini berubah menjadi program sembako, perbedaan BPNT dan Program sembako adalah peningkatan jumlah uang yang diberikan oleh KPM kita sebesar 150 ribu rupiah, dari 110 ribu rupiah.

“Dengan kenaikan 40 ribu itu terjadi penambahan komponen 1kilogram kacang hijau, disitu masyarakat sudah mempunyai kartu yang sudah terisi otomatis dikartu combo dia sebesar 150 ribu rupiah, lalu ditukarkan di e-warung yang sudah kita bentuk sebanyak 107 yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah,” kata Kadis Sosial.

Sosialisasi program sembako  ini tahap pertama dilakukan dengan mengundang operator dari setiap Desa dan Kelurahan

“Merekalah nanti ujung tombak kita mendata masyarakat di Desa itu yang pra sejahtera atau miskin. Jumlah penerima PKH 13.552 KPM dan jumlah penerima BNPT 20.806 KPM,” ucap Kadis Sosial Tapteng.

Kata dia, sehingga data yang lama ini yang tidak begitu sempurna akan kita sempurnakan kembali, makanya kita dibantu oleh operator yang ada di desa dan Kelurahan.

Kadis Sosial Parulian Sojuangon Panggabean juga menyebutkan, pergunakanlah program ini sebaik mungkin karena disitu karbohidratnya sudah ada protein nya juga ada, jadi manfaatkalah sebaik mungkin sembako yang diberikan oleh Pemerintah.

“Kepada e-warung juga sesuai dengan komponen yang ditentukan itulah yang diberikan kepada KPM yang menerima bantuan program tersebut,” sebutnya.

Program sembako ini Januari 2020 senilai 150 ribu per KPM sudah bisa disalurkan, dan artinya menunggu saldo yang diberikan Kementerian Sosial. “Itu kita tunggu di bulan Februari dan sekarang syukur  sudah berjalan,” ucapnya.

Disebut apakah penerima jatah kouta bertambah, kata Kadis sampai sekarang hasil dari verivikasi dan validasi data itu terjadi pengurangan di angka 2ribu lebih, karena 2ribu lebih itu ada tidak tercover akibat adanya meninggal dunia, pindah, dan ada beberapa hal ketentuan yang tidak memenuhi syarat.

“Jadi kouta yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada kita masih sebesar itu, di angka sebesar 21 ribu KPM tapi tetap kita usulkan dengan data-data yang baru dari operator kita yang ada di desa dan Kelurahan nanti, mudah-mudahan dengan baiknya data yang diberikan ada penambahan kouta kepada kita,” pungkasnya.

Disisi lain, Idham Khalid Lubis sebagai Koordinator Daerah Bansos Pangan Kabupaten Tapanuli Tengah menuturkan, pihaknya sebagai mendata masyarakat menerima bantuan serta melakukan pengusulan dan pergantian apabila KPM tersebut sudah mampu.

“Kriterianya ada 14 itu semua sudah tertera di Kantor Dinas Sosial bahkan di Internet juga sudah diterangkan, antaranya keadaan rumah, jumlah kamar yang dimiliki kemudian apakah kamar itu beton atau papan dan lantai rumahnya serta  foto kondisi rumah apakah setengah beton atau papan,” jelasnya

Sementara Koordinator PKH di Kabupaten Tapteng menyebutkan, data yang di pakai saat ini semua itu masih menggunakan data pusat jadi data BPS yang dahulu itu sampai saat ini yang digunakan. “Jadi utuk kedepannya kita akan menggunakan data yang dibuat di Kabupaten Tapteng melalui BDT dan SIKS-NG nya,” timpalnya. (ben)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *