Di Desa Parjalihotan, Jalan Rabat Beton Baru Setahun Sudah Hancur

TAPTENG NEWS – JAM 11.30 WIB

Pembangunan jalan rabat beton di Desa Parjalihotan Kecamatan Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) bersumber dari keuangan negara yang ditampung di Anggaran Dana Desa tahun anggaran 2017, dikerjakan asal jadi.

Hal ini dari investigasi LSM Lembaga IndependenPengawasan Pejabat Aparatur Negara (LIPPAN) Sibolga – Tapteng di lapangan yang merupakan hasil penelusuran laporan masyarakat. Jumat (24/5).

Pembangunan jalan rabat beton yang baru satu tahun rampung dikerjakan diduga dikerjakan asal jadi, itu bahkan sudah hancur terkelupas. Bahan material kerikil berhamburan di badan jalan. Sehingga masyarakat yang lalu lalang melintasi jalan itu harus ekstra hati – hati apalagi jika menggunakan kendaraan roda dua maupun roda tiga.

Terkait dengan hal ini, diduga Kades Parjalihotan saat melaksanakan pekerjaan rabat beton tidak mengindahkan acuan baik petunjuk teknis (Juknis) maupun petunjuk pelaksanaan (juklak) sebagai pedoman dalam melaksanakan pembangunan.

“Kades Parjalihotan menganggap anggaran dana desa tanpa ada resiko atau pertanggung jawaban atas kegiatan tersbut,” sebut Ketua LSM LIPPAN Sibolga-Tapteng Mangudut Hutagalung ketika melakukan investigasi, Jumat (24/5)

Menurut Mangudut, Anggaran Dana Desa (ADD) yang dikucurkan Pemerintah Pusat

dianggap oleh pemerintah desa sebagai dana Cuma – cuma sehingga tidak memikirkan dampak hukumnya.

Untuk pemerintah pusat seharusnya membuat Undang – Undang atau peraturan pemerintah, sudah barang tentu para kepala desa akan ekstra hati-hati dalam menggunakan ADD tersebut sehingga tidak sampai dikorupsi.

Terkait hal ini, Ketua LSM LIPPAN Mangudut Hutagalung terutama warga Desa Parjalihotan menduga telah terjadi korupsi dengan cara mengurangi semen dan material.

“Sebab, dengan mengurangi mutu dan volume bahan yang digunakan jelas kualitasnya berkurang,” sebutnya.

Dari hasil investigasi di lapangan, tinggi jalan rabat beton seharusnya 15cm secara merata, namun kenyataannya ketebalannya hanya 8 hingga 10 cm, selain volume material yang dikurangi, tampak kerikil sudah pada berhamburan sehingga kondisinya saat ini rusak parah,” sebutnya

Terkait dengan masalah ini, Kades Parjalihotan saat hendak dikonfirmasi, Jumat (24/5) tidak berada dikediamannya dan menurut salah seorang warga bermarga Marbun, Kades sedang keluar daerah. (ded)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *