Diduga Korban Bullying, Siswa SMP di Sibolga Alami Luka Lebam Bagian Muka

Daerah, Sibolga, Sumut1481 Dilihat

SIBOLGA NEWS – JAM 09.00 WIB

Dugaan kasus bullying atau perundungan terhadap anak terjadi di Kota Sibolga pada Senin (11/7/2022) kemarin. Seorang siswa kelas VII berinisial PPS (13) harus menjalani perawatan setelah menjadi korban perundungan yang dilakukan salah satu teman satu sekolahnya.

Kasus ini bermula di sebuah kantin Sekolah, korban hendak memesan mie untuk makan pada saat jam istirahat. Kemudian pelaku mendatangi korban perundungan dengan memaki dan menendang korban hingga terjadi pengeroyokan.

“Waktu itu pertama masuk sekolah saya mau memesan makanan di kantin sekolah saat jam istirahat, tiba – tiba dia (Pelaku red) datang dengan memaki dan menendang saya. Tapi, saya hanya diam saja. Setelah itu, aku dikeroyok abang kelas, lima orang, di lapangan sekolah,” ucap PPS kepada awak media, di rumah orangtuanya, di Dusun II, Desa Mela I, Kabupaten Tapanuli Tengah. Rabu (13/6/2022).

PPS juga mengatakan bahwa saat dirinya dikeroyok para pelaku, satu orang abang kelasnya sempat membantu, akan tetapi malah ikut di keroyok bersama dirinya.

“Satu orang (pelaku pengeroyokan) aku kenal. Mereka Kelas VIII. Waktu itu ada abang kelas yang lain datang membantuku. Tapi, dia juga kena keroyok,” terangnya.

Menurut PPS, peristiwa itu telah dilaporkannya kepada Guru Kesiswaan. Namun, kejadian pengeroyokan kembali dialaminya dari orang yang sama saat pulang sekolah.

“Guru bilang, bawa besok orangtuamu ke sekolah. Kau juga (siswa lain korban pengeroyokan),” itu kata bu guru di kantor sekolah. Setelah itu, di luar sekolah, simpang Pintu Angin, ada juga dikeroyok orang itu aku,” ungkapnya.

PPS, yang hingga kini masih menderita luka memar dan lebam di bagian wajahnya mengaku trauma dan takut untuk kembali bersekolah.

“Aku gak berani datang ke sekolah itu, takut,” ucapnya.

Sementara itu, Ibu Lentina Simanjuntak, ibu PPS menyesalkan sikap pihak sekolah yang dinilainya lambat menangani perkara menimpa putranya.

“Kemarin Selasa (12/7/2022), sudah datang aku ke sekolah menemui guru. Saya diterima ibu Pardosi di ruang guru. Kata ibu Pardosi semabari menerangkan orangtua anak (pelaku pengeroyokan) itu belum datang. Jadi, saya tanya, gimana penanganan kasus pemukulan ini bu. Mahalan pihak sekolah mengatakan tunggulah dulu bu, sudah dilayangkan surat panggilan ke orangtua (pelaku pengroyokan) nya. Nantilah (dipertemukan kedua belah pihak), kalau datang orangtuanya),” tutur lentina yang menangis menceritakan kondisi anaknya saat pertama dikeroyok.

Guru Bidang Kesiswaan, Rita Megawati Pardosi, saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. pihaknya hingga kini masih menunggu kesediaan orangtua siswa pelaku pengeroyokan untuk memenuhi surat panggilan dari sekolah.

“Intinya, persoalan kasus pengeroyokan siswa di lingkungan sekolah itu bukan tidak kami selesaikan, kami selesaikan. Tapi, orangtua siswa yang melakukan pemukulan itu tidak datang memenuhi surat panggilan pihak sekolah sampai sekarang,” bebernya.

Ketika ditanya, apakah pihak sekolah melakukan pendekatan terhadap siswa korban perundungan, dan mendatangi langsung keluarga pelaku perundungan, pihak sekolah mengaku belum ada waktu.

“Kejadiankan masih baru, jadi kami belum ada mendatangi korban. untuk pelaku pun kami mengirim surat saja, karena itu sesuai prosedur sekolah,” ucap salah seorang guru yang mengaku Wakil Kepala sekolah. (riz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *