Sumut News – Jam 17.00 Wib
Bangkai KM Sinar Bangun akhirnya ditemukan. Hingga kini, tim SAR gabungan masih memikirkan cara mengangkat bangkai kapal dan beberapa korban yang diketahui berada di dasar danau.
Ahli Geologi Gagarin Sembiring menjelaskan, KM Sinar Bangun tenggelam di Kaldera Haranggaol yang meledak 500 ribu tahun lalu. Kaldera Haranggaol menjadi lokasi Danau Toba yang terdalam. Letaknya di sebelah utara Danau Toba.
Menurut beberapa penelitian, Gunung Toba memang mengalami tiga kali erupsi yang cukup besar. Pertama, terjadi sekitar 850 ribu tahun lalu dan menghasilkan Kaldera Porsea. Letusan ini membentuk kawah yang terletak di kawasan Porsea dan Sibaganding. Tepatnya di Utara Danau Toba.
Letusan kedua terjadi pada 500 ribu tahun silam dan membentuk Kaldera Haranggaol. Lalu, letusan ketiga adalah yang terdahsyat. Terjadi sekitar sekitar 74 ribu tahun silam. Besarnya material yang dimuntahkan menghasilkan Kaldera Toba. Letusan itu dikenal sebagai Super Volcano.
Hasil penelitian terakhir yang dilakukan perguruan tinggi di Amerika Serikat, kedalaman Danau Toba mencapai 500 meter hingga lebih. “Posisi dari kecelakaan ini di Kaldera Haranggaol. Itu termasuk yang terdalam,” kata Gagarin.
Gagarin yang juga Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengurus Daerah Sumut menambahkan, kecelakaan KM Sinar Bangun terjadi bukan karena faktor karakteristik Danau Toba. Melainkan faktor human eror dan meteorologi.
Dengan kedalaman seperti itu, jasad dan bangkai KM Sinar Bangun juga membutuhkan waktu hingga sampai ke dasar meskipun dalam keadaan tanpa arus. Sehingga jasad butuh waktu untuk naik ke atas permukaan air.
“Kami nggak bisa berharap itu bisa ditemukan di atas. Ini bisa dijadikan pertimbangan. Kami juga belum pernah melakukan simulasi berapa kecepatan turunnya dan naiknya. Sehingga kami tidak bisa perkirakan sekian hari baru dipermukaan,” terangnya.
“Belum kami bicara hipotesis yang lain, kalau sebenarnya dia (kapal) kebetulan di dasar yang miring belum yang terdalam dan meluncur ke bawah. Serta menyebabkan arus turbidit serta lumpur di permukaan itu. Mungkin di bawah sudah tercampur lumpur,” imbuh Gagarin.
Pencarian KM Sinar Bangun sudah memasuki hari ke-12 setelah dua kali perpanjangan. Jasad korban dan bangkai kapal sudah ditemukan di kedalaman 450 meter. Alat Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) menunjukkan visual dasar permukaan danau berupa lumpur.
Tim SAR gabungan masih memikirkan cara untuk mengangkat bangkai kapal ke permukaan. Apalagi dugaan mereka banyak jasad yang masih terjebak di dalam kapal.
Para keluarga korban pun menaruh harapan besar kepada Tim SAR Gabungan yang melakukan evakuasi. Beberapa di antaranya masih menunggu sejak hari pertama. Mereka menunggu kabar baik dari Tim SAR Gabungan.(int/ril)