Mengenal Srikandi Tim Rescue Tambang Emas Martabe di Dunia Maskulin

Entertaiment761 Dilihat

TAPSEL NEWS –  Seorang wanita yang berparas cantik dan menarik bernama Dewi Hafsah, (29) tak pernah membayangkan dirinya akan bekerja di tengah dunia tambang yang maskulin. Wanita Lulusan D3 Kebidanan dari Akper Husada Padangsidimpuan ini awalnya bekerja sebagai tenaga medis di rumah sakit.

Namun ketika tahun 2019 lalu, PTAR membuka lowongan untuk anggota rescue dengan latar belakang medis, Dewi melihat peluang baru.

“Saya pikir, kenapa tidak? Ini bidang baru, tapi tetap berkaitan dengan penyelamatan nyawa,” katanya kepada wartawan, Jumat (18/4/2025).

Seleksi tak mudah. Dia harus melewati tes tulis, wawancara, tes fisik, dan medical check-up. Dari dua perempuan yang lolos, hanya Dewi yang bertahan. Selama tiga bulan pelatihan, ia digembleng dengan fisik keras lari, sit-up, pull-up, hingga latihan evakuasi di ketinggian.

“Porsinya 60 persen fisik, sisanya keterampilan teknis. Awalnya berat, apalagi alat-alat rescue itu besar dan berat. Tapi saya belajar, dan akhirnya bisa,” paparnya.

Kesiagaan adalah kunci. Dalam kondisi darurat seperti kebakaran, timnya harus siap dalam waktu 30 detik mulai dari mengenakan seragam pemadam, helm, jaket kacamata pelindung hingga siap di mobil pemadam.

“Celana sudah disusun di atas sepatu safety, jadi tinggal masukin kaki ke sepatu dan langsung tarik celana ke atas. Latihan ini kami ulang terus setiap hari sampai mahir,” ujarnya.

Dewi telah menangani berbagai kasus dari deteksi asap di pabrik, evakuasi korban pingsan dengan CPR, hingga pertolongan kecelakaan kerja di berbagai area.

Untuk tugas berat seperti memegang selang air bertekanan tinggi, ia menegaskan Meski laki-laki pun harus berdua. Jadi bukan karena saya perempuan, tapi karena memang itu prosedur keselamatan.

Selain bertugas di site, Dewi juga pernah ditugaskan sebagai relawan dalam bencana besar seperti erupsi Gunung Semeru, gempa bumi Cianjur, dan banjir bandang di Padangsidimpuan.

Jadwal kerjanya padat, shift 12 jam tiap hari. Shift siang mulai jam 6 pagi hingga jam 6 sore dan shift malam mulai jam 6 sore hingga jam 6 pagi. Shift ini berganti setiap lima hari dengan libur lima hari di pekan ketiga.

Meski kejadian darurat tidak terjadi tiap hari, tim ERT selalu siaga. “Kalau sampai lambat tanggap, kami bisa langsung dievaluasi,” jelasnya.

Kini, Dewi mulai mengurangi intensitas latihan fisik harian. “Kalau dulu harus lari 5 km, sekarang cukup 2 km,” candanya. Namun komitmennya tak pernah surut. Ia bahkan menjadi satu-satunya perempuan dalam ajang Firefighter Challenge se-Indonesia.

“Awalnya banyak yang meragukan. Dikiranya saya nggak sanggup. ‘Kamu perempuan, emang nggak berat?’ Gitu komentar mereka. Tapi saya ikut untuk membuktikan bahwa perempuan juga bisa,” tegasnya.

Dukungan penuh datang dari keluarga. “Orangtua selalu mengingatkan untuk jaga sikap, tapi juga membebaskan kami memilih profesi,” katanya.

Meski bekerja di tim yang seluruhnya laki-laki, Dewi mengaku tak pernah merasa terancam. Tak pernah ada candaan seksis, tak ada perlakuan merendahkan.

“Saya justru merasa seperti adik mereka. Kuncinya jaga sikap, dan percaya diri. Kalau punya pendapat, ya sampaikan,” ungkapnya.

Suasana di tengah rekan-rekan rescue laki-laki menurutnya akrab dan penuh kekeluargaan.

“Kalau fisik masih kuat dan diberi kesempatan, saya ingin tetap bekerja di bidang ini sampai tua,” sebutnya.

Dewi punya pesan untuk para perempuan yang ragu melangkah ke dunia yang identik dengan maskulinitas.

“Dunia itu tidak seseram yang dibayangkan. Tapi kamu harus percaya diri, berani, dan lengkapi diri dengan pengetahuan serta keterampilan,” terangnya.

Keterlibatan Dewi sebagai anggota perempuan dalam tim rescue bukan kebetulan. Menurut Sandra Makadada, Senior Manager Human Capital Development PTAR, kehadiran Dewi adalah bagian dari komitmen perusahaan terhadap Kebijakan Keberagaman Gender.

“Kami ingin membuka lebih banyak peluang kerja bagi perempuan di semua level, termasuk di area kerja yang selama ini dianggap maskulin,” bebernya. (rizki)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *