Warga Binaan Lapas Meninggal di RSUD, dr Harlen Saragih : Kita Sudah Berupaya Menolong

Daerah, Siantar2006 Dilihat

SIANTAR NEWS – JAM 14.40 WIB

Menanggapi kasus kematian Hotrin Situmorang (42), warga binaan Lapas Siantar yang meninggal dunia di RSUD dr Djasamen Saragih, pihak rumah sakit mengaku telah berupaya maksimal untuk menolong korban.

Direktur Pelayanan RSUD dr Djasamen Saragih, dr Harlen Saragih MARS, Jumat (29/3) sekira jam 14.40 wib mengatakan, sebelumnya Hotrin Situmorang sudah 3 hari dirawat di RSUD dr Djasaemn Saragih, 2 hari berada di ruang rawat inap dan 1 hari karena gawat dibawa ke Intensive Care Unit (ICU).

“Yang  namanya rumah sakit kan upaya yang dibuat. Kalau menjamin seseorang itu bisa hidup atau tidak, pihak rumah sakit tidak bisa. Kita sudah berupaya supaya bisa tertolong, dan ternyata upaya yang kita lakukan itu gagal. Dan si keluarga pasien komplainnya ini, terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), karena formalin itu tidak ditanggulangi oleh BPJS,” ujar dr Harlen Saragih.

Dia menambahkan, informasi yang dia dapat dari perawat yang menghubunginya, bahwa pihak keluarga pasien komplain karena pasien sudah meninggal mau dimasukkan ke kamar jenazah dan mau diformalin, pihak keluarga meminta BPJS, sebab mempertanyakan biaya formalin.

Disinggung hasil pemeriksaan dari rumah sakit bahwa penyakit yang diderita oleh Hotrin hanya bisul, dan kenapa harus dioperasi, dr Harlen mengatakan bahwa permasalahan ini adalah penyakit ginjal, dan dia tak tau informasi itu..

“Pemeriksaan rumah sakit umum di tahun 2018, bahwa penyakitnya ini bisul, bukan ginjal. Dan itu diinformasikan dokter kepada keluarga pasien,” ucap kru koran ini.

“Saya tidak tahu informasi itu,” jawab dr Harlen Saragih.

“Kenapa selama ini penyakit Hotrin Situmorang ditutup-tutupi kepada pihak keluarga?” tanya kru koran ini lagi.

Dr Harlen mengatakan, memang ada kalanya rahasia medis yang tidak bisa duiungkapkan kepada orang lain.

“Tapi ini kan yang meminta itu pihak keluarga pasien, bukan orang orang lain. Dan jawaban dari dokter itu menyatakan bisul,” tanya kru koran ini lagi.

Menjawab ini, Dr Harlen berkilah dengan mengatakan tidak mungkin seorang dokter menjelaskan setiap hari kepada orang yang berbeda-beda.

“Selama ini, yang mereka dapat informasi, bahwa penyakit yang diderita Hotrin adalah bisul. Kenapa kalau hanya bisul harus dioperasi?” tanya kru koran ini mengulangi lagi.

“Kapan?” tanya dr Harlen, dan dijelaskan bahwa operasi tersebut berlangsung pada Oktober 2018 lalu di RSUD dr Dajasaemn Saragih.

Menanggapi pernyataan tersebut, dr Harlen mengatakan tidak mengetahui adanya operasi di tahun 2018.

“Kalau seperti itu, saya cek duiu. Kalau mengenai itu, saya belum bisa menjawab,” ujarnya.

Kepada dr Harlen kembali disampaikan, sebelumnya Hotrin Situmorang dibawa ke RSUD dr Djasamen Saragih tanggal 12 Febuari 2019 jam 12.00 wib, dan ditempatkan di ruang Aster. Selama 2 hari pasien ditelantarkan begitu saja, tidak ada dokter yang memeriksanya. Tetapi setelah dihubungi Direktur Utama Rumah Sakit Umum dr Susanti Dewani SPa, 30 menit kemudian baru datang dokter. Hanya saja dokter yang datang salah, dan menyuruh supaya psien dibawa ke dokter saraf.

Dr Harlen pun memotong pembicaraan, dan mengatakan kembali ke awal lagi, bahwa pihak rumah sakit hanya melakukan upaya yang dilakukan.

“Lapas itu juga punya dokter loh? Bagaimana penanganannya di sana? Udah terkonfirmasi tidak bagaimana pelayanannya di sana? Jangan-jangan di sana itu pasien sudah kritis ketika dibawa ke mari?” ucap dr Harlen sembari mengatakan bahwa penyataan kru koran ini belum dicek semuanya, sehingga dia tak bisa menjawab semuanya.

Sejurus kemudian, Dr Harlen pun menghubungi perawat, untuk menanyakan rekam medis pasien atas nama Hotrin.

Setelah mendapat informasi yang jelas, dr Harlen membenarkan bahwa pasien pada tahun 2018 itu dioperasi, tetapi bukan karena bisul, melainkan karena penyakit Gout Arthritis.

“Gout Arthritis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari Arhtritis, yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi, sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia),” jelas dr Harlen.

Masih menurut pemaparan dr Harlen Saragih, bahwa Hotrin Situmorang dulunya masuk sudah dengan komplikasi, saat pertama kali masuk ke rumah sakit. Hotrin saat itu disebutnya punya penyakit ginjal kronis, ditambah Gout Arthritis, dimana sendi itu bernanah.

“Jadi perawatannya itu kita tidak tahu di Lapas bagaimana. Komplikasilah sampai ke paru? Jadi dia ini sudah stad ke 5, komplikasi lah ke paru,” jelas dr Harlen sembari menerangkan kalau stad ke 5 adalah stat akhir dan pasien sudah kritis.

“Saat datang ke rumah sakit, persendian pasien sudah bengkak-bengkak. Itu lah yang dikeluarkan nanahnya,” ujar dr Harlen.

“Istilah awam, kalau orang nanya itu Gout Arthritis, itu kan tidak tahu? Jadi dibilanglah bisul,” paparnya.

Di sisi lain, dr Harlen juga juga mengatakan kalau pasien atas nama Hotrin Situmorang sudah berulang kali masuk ke rumah sakit.

“Ke tiga kali kurasa mereka datang ke rumah sakit, kalau tidak salah,” ucap dr Harlen.

Sementara ketika ditanyakan kondisi paru-paru si pasien, dr Harlen menjelaskan bahwa paru-parunya sudah penuh cairan.

“Karena sesak nafasnya itu, jadi dikeluarkan. Bukan dioperasi, tetapi itu hanya dipasang selang,” tutup dr Harlen Saragih.

Sementara ketika kru koran ini coba mendatangi Lapas Siantar bersama beberapa awak media lainnya, salah seorang penjaga di sana menyuruh untuk menunggu, menunggu untuk bisa dikonfirmasi.

Namun sekira 15 menit kemudian, wartawan dilarang masuk, dan hanya memberikan nomor seluler Humas atas nama Hiras Silalahi, di 081264655xxx.

Hanya saja ketika Hiras Silalahi dihubungi, ternyata tidak diangkatnya.

Sedangkan keluarga Hotrin Situmorang yang ditemui di rumah duka di Purbauli, Nagori Marlawan Batu 4, Simalungun, belum mau memberikan komentar. Menurut mereka, menunggu beberapa hari ke depan, dan akan membicarakannya terlebih dahulu dengan Lembaga Bantuan Hukum Pematangsiantar. (bing)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *