Biaya Swab Mahal, Puluhan Supir Dan Truk Expedisi Sempat Terbengkalai di Pelabuhan Sibolga

Daerah, Sibolga525 Dilihat

SIBOLGA NEWS – JAM 20.00 WIB

Puluhan supir dan truk pengangkut logistik tujuan ke Pulau Nias padati Pelabuhan Pelindo I Sibolga, Rabu (23/9) malam.

Hal itu dikarenakan para supir expedisi mengeluhkan biaya Swab Test yang dinilai mereka begitu mahal. Sehingga, para supir memilih untuk tidak jadi berangkat ke Pulau Nias (Gunung Sitoli).

Mewakili para Supir Pengangkutan Logistik, J. Sihombing, mengungkapkan bahwa setiap supir dan penumpang yang mau menuju ke Gunung Sitoli, diharuskan melalui Test Swab.

“Itu biayanya tidak sedikit, dan kami rasa tidak sanggup, kalau gak salah dengar dari berita itu berkisar Rp 1.850.000/Supir, jelas kami tidak sanggup. Dan hasil daripada Swab Test itupun 4 hari lagi baru datang,” ucapnya.

Dikatakannya, pengusaha membuat kebijakan, mengirimkan mobil, dimasukkan di sini, dan kemudian ada yang mengoperasikan di sana (Gunung Sitoli).

Sementara upah daripada Supir yang membawa mobil tersebut sangatlah minim, yakni sebesar Rp 500 ribu.

“Itupun harus dibagi 2 lagi. Jadi jelas menyulitkan bagi kami, mengurangi penghasilan kami. Jadi kami tidak sanggup, lebih bagus kami tidak usah kerja (Tidak Berangkat),” ungkapnya.

Sihombing mengaku, para Supir melakukan hal itu (Tidak Berangkat) bukanlah untuk mengadakan Demo (Unjuk Rasa), ataupun mengumpulkan massa.

Akan tetapi, itu berdasarkan dari hati nurani mereka, individu per individu oleh para supir Expedisi.

“Contohnya, “ah, kalau begitu gak usah lagi berangkat, aku pun gak berangkat lah”, kan begitu,” bebernya.

“Jadi kami, tidak ada lah membuat suatu gebrakan atau unsur paksaan antara supir yang satu dengan yang lain,” sambungnya.

Mereka berharap, kepada pemerintah Kabupaten Gunung Sitoli atau pemerintah Kota Sibolga, supaya mentoleransi mereka (Supir Logistik).

“Penting kita ketahui kalau supir Logistik ini adalah mitra atau duta ekonomi negara kita ini. Jadi mohon di toleran sedikit, jangan sampai memberatkan,” harapnya.

“Akan tetapi seandainya yang dilakukan Rapid Test, mudah-mudahan kami masih sanggup, karena biayanya masih terjangkau, sekira Rp 85.000,” imbuhnya

Sementara itu, Pengusaha Expedisi Kota Sibolga, ES, mengaku, tentunya hal ini sangat merugikan pihak Expedisi. Karena menurutnya pengeluaran gak sesuai lagi dengan pendapatan.

“Itu sekali nyeberang, itu sudah ada pendapatan kita, paling tidaknya, itu sudah melebihi dari pendapatan kita,” katanya.

Tak hanya itu, kata ES, sebelumnya pihak Expedisi juga pernah mendapati kejadian yang seperti ini. Akan tetapi, pada waktu itu hanya diminta Rapid Test, sehingga pihaknya masih dapat memenuhi persyaratan tersebut.

“Tapi sekarang kan, sudah diminta Swab Test, itu gak bisa lagi kami talangi (penuhi/turuti), mengingat biayanya yang begitu besar. Jadi itu sangat membebankan buat kita,” keluhnya.

“Kami berharap kepada pemerintah, agar memberikan solusi dan membuat kebijaksanaan yang bagus,” tutupnya.

Pantauan di lapangan, beberapa saat kemudian, para Supir dan Truk Pengangkut Logistik akhirnya diperbolehkan memasuki kapal penyeberangan. (ful)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *